09 February 2016

Tentang Teman

Selama gue menulis disini, mungkin paling sering ngomongin kehidupan pas SMA dulu. Most of my friends are my high school friends, tepatnya most of my closest friends. Gue berpikir mungkin karena waktu SMA itu, gue ketemu sama orang-orang itu 6 kali dalam seminggu. Dari jam 7 pagi sampai 2 siang. Setiap hari untuk bertahun-tahun, apalagi kalo sekelas. Sampe bosen juga ya dia lagi dia lagi orangnya. Bondingnya kuat sekali. 

Lalu sampailah gue di masa kuliah. Bukannya ga punya teman ya, tapi kalo melihat hal secara general, kuliah yang gue jalani itu sangat individualis dibandingkan dengan SMA. Apalagi gue tipe KupuKupu di kampus. Setahun totalnya kuliah cuma 8bulan, potong sabtu-minggu, tanggal merah, terus kuliahnya cuma dari jam 8 sampai jam 2 siang. Manalah gue orangnya ansos sekali di kampus, yaudah 3.5 tahun lewat begitu aja. 

Sekitar 2 tahun sudah gue menjalani masa kerja. Di kerjaan pertama gue ini, sesungguhnya gue menemukan fakta lain lagi. Gue merasa teman-teman kerja ini lebih intens lagi ketemunya. Ketemu dari jam 9 sampai jam 7 malam, malahan gue sering nongkrong sama mereka kalo pulang kantor. Terus pulang kantor, masi ngobrolnya sama mereka-mereka juga. Ibaratnya, keseharian gue yang paling tau ya teman-teman kantor ini. Fakta lain yang gue temukan adalah, di luar teman-teman kantor ini, kita semua punya teman-teman dekat lain, yang mana kita temui setelah kerja atau di saat weekend. Gue selalu berpikir kalo mungkin gue ga akan ketemu sama anak-anak kantor lagi seandainya kita sudah beda kantor. Karena waktu lowong itu akan digunakan sama teman-teman lain tersebut bukan? 

Singkat cerita, selama kurang-lebih 2 tahun ini, gue kenal dengan orang-orang ini... yang sekarang 70% nya adalah mantan teman kantor. Mungkin gue ga bisa cerita kenapa jadi mantan teman kantor ya, karena domestik banget kisahnya... Tapi yang jelas, di hari Selasa kelabu ini yang manalah hujan juga, gue jadi sedih nan galau. Awalnya gue melihat layar list of conversations skype gue, seharian ini gue ngobrol sama Reza, Eka, Fahmy, Celine, dan Astrid. Mereka adalah mantan teman kantor gue. Senangnya, karena masih cukup intens ngobrol sama mereka-mereka ini. Sebetulnya, Celine udah lama juga jadi mantan teman kantor. Hampir setahun. Tapi ternyata masih ngobrol setiap hari juga. Senang. Sisanya jadi mantan teman kantor kurang lebih sebulan deh. Biasanya, kita ngobrol atau gunjing pribadi di skype. Habis itu kita ngobrol langsung atau makan bareng di pantry, sambil ngikik-ngikik sendiri. Ah those good old times. Rasanya udah lama banget ngeliat mereka semua di kantor. Sekarang gue liat di instagram, snapchat, atau path aja. Aneh rasanya. Ini gabungan rasa sedih pas lulus SMA dengan perasaan baru. 

Perasaan baru yang intinya tempat kerja ya bukan institusi sekolah, tidak ada certain period of time yang menentukan berapa lama seorang ada disana. To think about it, ini rasa secure yang ditawarkan oleh sekolah. Ada waktu tertentu yang ditetapkan untuk dilewati kita semua murid-murid. Mulai kuliah, sebetulnya masih ada waktu tersebut, tapi kita sudah lebih mandiri untuk menentukan arah kita sendiri dan bekerja lebih keras kalau mau cepat selesai. Kerja. Nah, kerja itu sungguh berbeda. Kita sungguh mengatur karir dan masa depan di tempat kerja kita, berapa lama kita mau di satu tempat, apa yang mau kita capai.

Naif memang kalau berharap kita semua akan sama-sama terus di tempat kerja ini, seberapa menyenangkan nya pun teman-teman dan tempat kerja itu. But for a while, I just wished that it could end like that. Intinya, gue cuma mau bilang bahwa teman itu bisa ditemukan di mana saja. Tapi teman yang sungguh-sungguh bisa dekat di hati... pasti ga banyak. Jadi darimanapun teman itu, mau dari sekolah, kuliah, kerja, atau random sekali pun... Kalau mereka bisa dekat di hati, ada baiknya dijaga pertemanan tersebut~


Monic