27 August 2015

Not sad is great

Going through half of this year... I can say that 2015 is not really "my year". Lost something that never have I imagined losing, constantly got sick, went through some bad days, etc. The worst day as I remember was in early April. I clearly remember that there was so much in my head and my mind that finally my body couldn't handle it and I ended up getting sick and having some rest days, doing nothing, just laying in the bed. Talking about the worst day, sadly, yesterday was somehow coming close as another worst day in my life. My finger was injured, my eyes were swollen, my phone was broken and... I was on my first day of period. Oh life. I couldn't even think of what I wanted to do, what I needed to do. I couldn't decide anything, but I was so tired that I decided to sleep. Just sleep. And I'm glad that my body understands me lol. I had a pretty good sleep. I sleep away all the problems. I know that when the morning comes.. I have to face the problem. My finger is still injured, my eyes are still a bit swollen, my phone is still broken, and I am on the second day of my period.

So this is what I think about :
No matter what happens in your life, the world will keep on moving. So you just can't keep on standing, you get to work your ass off, and face the world. Just see those worst days in your life as lessons and experiences to create a better version of yourself. It's easy to fake a smile but it's even easier to get angry. It's easy to pretend but it's easier to be real to yourself. Just keep on moving cause the world will not be waiting for you, ever. And remember, not sad is great.

18 August 2015

It was for us

Akhirnya gue menemukan jawaban permasalahan yang gue bahas disini. Dulu gue berhenti di kesimpulan bahwa entah apa yang uda lu usahakan, kalo emang bukan destiny lu ya ga bakal dapet. Suatu pagi gue lagi scrolling instagram, dan gue menemukan ini :


Ini di-post sama founder @instagodministries, Shawn Mckenzie. Caption nya :
God presents a job in your email that has a due date and you put it off for whatever reason. Days have passed by and you missed the due date. You get upset throwing a fit and say out of frustration "Well I guess it wasn't for me." You mean to tell me the job wasn't for you because you chose not to fill it out – out of laziness?" We all have missed an opportunity in our lifetime due to laziness, stubbornness, and procrastination. People have this idea that just because something is for you it means you sit and take no action. The application isn't going to fill itself out and God isn't going to do it for you. God provides. He doesn't build the birds nest. He gave them a mouth and wings to grab branches off trees and the ground to build their own home. When God presents an opportunity it's up to you to grab it. Opportunity doesn't sit and wait on nobody. It continues to move and pass by until someone takes it by force! Just because God promised you something does not mean "you" cannot lose it. The promise was kept. The opportunity came to you but you chose to sit on it. Your flight is scheduled to take off at 8:00am but boards at 7:45am and you show up a min or two after 8:00am. The doors are shut. "Well I guess it wasn't meant for me to catch my flight," no, you were late! Take some ownership and stop blaming others, the devil, circumstances and overly spiritualizing everything. God kept His Word. The promise passed by but you just sat there waiting. Get in position and go get what's yours; run. Stop wasting time!
Opportunity doesn't sit and wait on nobody. It continues to move and pass by until someone takes it by force! Just because God promised you something does not mean "you" cannot lose it. The promise was kept. The opportunity came to you but you chose to sit on it. 

Tips Mengelola Keuangan

Sebelum bekerja dan menghasilkan uang sendiri, saya terbiasa menyisihkan sedikit dari uang jajan saya untuk ditabung. Sejak mulai bekerja kira-kira satu setengah tahun yang lalu, saya mulai benar-benar mengelola keuangan saya sehari-hari. 

Awalnya, saya menghitung kebutuhan sehari-hari: primer dan tersier. Kebutuhan yang saya golongkan ke kebutuhan primer (15%) adalah kebutuhan yang statis, memiliki jumlah yang sama setiap bulannya, dan tidak dapat diganggu gugat; seperti transportasi, pulsa, dan sumbangan rutin gereja. Sedangkan kebutuhan tersier (25%) adalah kebutuhan yang lebih bersifat "tambahan", dan dapat disesuaikan jumlahnya; seperti makan di restoran, belanja pakaian, buku, atau tas. Total kebutuhan sehari-hari saya adalah 40% dari gaji bulanan, maka saya langsung menyisihkan 60% sisanya untuk ditabung di awal.

Presentase kebutuhan primer saya tergolong cukup rendah, karena saya dapat menghemat dengan membawa bekal untuk makan siang dan mengurangi ongkos transport ke kantor dengan berangkat bersama ayah. Saya menetapkan angka 25% untuk kebutuhan tersier, sehingga hidup saya dapat berjalan fleksibel. Walaupun rutin membawa bekal, ketika ingin jajan sore saya tetap akan jajan dan sebagainya. Intinya, segala keinginan yang bersifat tersier dapat tetap terlaksana dengan jumlah yang telah saya tetapkan. Apabila ada sisa dari jatah kebutuhan tersier, saya akan menggunakannya sebagai "reward" yang dapat saya gunakan di akhir bulan.

Saya menggunakan kartu kredit untuk mengatur kebutuhan tersier dengan pintar-pintar melihat tanggal rekening dan tanggal jatuh tempo. Tanggal rekening penting untuk "menunda" tagihan sementara tanggal jatuh tempo penting untuk memastikan ketepatan waktu pembayaran. Dengan memperhatikan kedua hal itu, kita dapat memanfaatkan fungsi dari kartu kredit tanpa menjadi terlalu konsumtif atau sampai terlilit hutang.

Untuk tekhnis menabung, saya memiliki dua rekening. Satu rekening untuk menabung dan satu rekening untuk pengeluaran. Setelah menerima gaji, saya akan langsung memisahkan uang untuk tabungan dan pengeluaran. Rekening pengeluaran saya gunakan untuk cash flow sehari-hari (transaksi dengan Internet Banking atau mengambil uang di ATM) sementara ATM rekening tabungan tidak pernah saya bawa sehari-hari.

Saya pun sudah mulai untuk berinvestasi. Dari beragam jenis investasi yang ada, saya memilih untuk menaruh uang di investasi beresiko rendah, yaitu Deposito berjangka dan Provisa. Sistem deposito berjangka memastikan saya tidak menggunakan uang simpanan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Setiap 6 bulan saya memasukkan uang ke rekening deposito dari akumulasi tabungan bulanan saya. Sistem Provisa membuat saya semakin disiplin menabung dengan cara menyisihkan sejumlah uang setiap bulannya yang akan diakumulasikan dan menghasilkan bunga di atas bunga tabungan setelah periodenya habis, ditambah dengan fasilitas asuransi jiwa yang secara otomatis diperoleh (tanpa premi tambahan). Tabungan di Provisa saya ambil dari 60% jatah tabungan setiap bulannya. Selain itu, saya juga menginvestasikan sedikit uang untuk membeli USD dan emas batangan. Hal yang harus diperhatikan ketika berinvestasi adalah memastikan uang yang tersisa di rekening tabungan harus sejumlah 2-3x kebutuhan bulanan kita.

Seperti hal lain dalam hidup saya, saya selalu membiasakan diri untuk menentukan tujuan yang ingin diraih, agar kemudian saya dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk masalah keuangan, saya menentukan jumlah uang yang harus dapat saya kumpulkan setiap tahunnya, apa yang ingin saya beli dengan uang yang telah terkumpul tersebut, dan modal yang harus saya punya untuk dapat memulai usaha sendiri. Tujuan ini mempengaruhi hal lain dalam hidup saya seperti besarnya gaji yang saya peroleh, bagaimana saya dapat memperoleh uang tambahan. 

Demikian sharing pengelolaan uang yang saya lakukan setiap bulannya. Semoga menginspirasi!

11 August 2015